Syubhat dan Syahwat

Kata Ust. Salim A. Fillah dalam tausiyahnya -mendengar sebelum ketiduran semalam- bahwa Allah menciptakan dua hal yang bisa menjerumuskan manusia, yaitu fitnah syubhat dan fitnah syahwat. Fitnah syubhat menyerang dari dada keatas (pikiran) sedangkan fitnah syahwat menyerang dari dada kebawah. Fitnah syubhat seringkali menjadi pembenaran atas fitnah syahwat. Contoh sederhananya adalah saat Nabi Adam dan Hawa bersyahwat ingin memakan buah yang dilarang Allah. Syaitan datang dan memberikan syubhat berupa, "Allah tidak menyuruh kamu menjauhi pohon itu. Akan tetapi Allah tidak ingin kamu menjadi makhluk syurga yang abadi."

Sepintas, apa bedanya? Padahal secara maknawiyah itu salah. Dan jelas. Tapi karena adanya syahwat, ketika syubhat itu datang, maka jadilah ia pembenaran atas tindakan syahwatinya.

Syubhat terjadi dimana-mana bahkan dalam urusan agama. Banyak sekarang Al-Qur'an dimaknai sesuai konteks yang diinginkan. Padahal, jika kita pelajari semua tafsir, maknanya jauh berbeda walaupun terkesan sama. Ini syubhat.

Kemudian, terkait dengan syahwat. Memang syahwat ini tidak semuanya salah. Allah menciptakan syahwat ini untuk kesenangan sekaligus ujian bagi hamba-Nya.

Nabi telah mentakwilkan bahwa fitnah pertama dari syahwat adalah wanita. Namun, jika ditafsirkan jadinya adalah pasangan hidup. Ini awal sekali. Dan seorang aktivis da'wah seharusnya sudah lulus tahapan ini.

Akan tetapi, fitnah syahwat ini sifatnya berjenjang. Jadi, meskipun sudah lulus, bukan berarti hilang. Justru tetap ada dan tambah berat.

Contoh. Bagi yang sudah menikah, fitnah bertambah. Fitnah wanita tadi tidak lagi untuk pasangan hidup. Tapi jadi istri orang, anak perempuan orang, tetangga perempuan, dan anak tetangga perempuan. Bertambah. Dan ujiannya juga bertambah. Setelah wanita dalam Al-Qur'an apa? Anak-anak. Belum selesai masalah wanita, anak-anak. Anak-anak belum selesai fitnah harta, kendaraan, investasi, dan lain sebagainya turut andil.

Seorang aktivis harusnya lulus pada tahap awal. Tapi bertambah berat di selanjutnya.

Ada dua hal yang menyebabkan tergelincirnya aktivis dalam dua fitnah ini :
Satu, tarbiyahnya buruk. Aspek tarbawinya tidak cukup untuk menopang dirinya. Maka kaji ulang bagaimana tarbiyahnya karena tarbiyah menyumbang 50% dari timbulnya masalah.
Dua, amanah besar dan merasa sendiri. Ini lebih berat dibandingkan benar-benar sendirian. Karena ketika sendirian, dia akan mencari tempat bercerita. Dan yang gawat kalau sudah ke lawan jenis.

Kalau sudah ke lawan jenis dan dibiasakan, gawat. Susah lepasnya. Karena gila perhatian, cuma titik dua dan kurung tutup saja sudah dianggap senyuman. Apalagi jika titik koma seolah bergeling pada kita.

Hati-hati. Menurut penelitian, tindakan non verbal lebih mudah membuat jatuh cinta ketimbang tindakan verbal. Ingat! Kita tidak tahu bagaimana dia disana, sambil apa mengetik SMS itu.

Catatanku :
Masih banyak yang disampaikan dalam tausiyah beliau. Tapi berhubung kecapekan dan ketiduran sambil laptop hidup, tausiyhnya tamat belum didengarkan lagi. Key pointnya adalah hati-hati pada syubhat karena dia bisa menjadi pembenaran hal yang salah. Dan banyak yang aku lihat -dan mungkin aku sendiri tanpa sadar- melakukannya. Kuatkan aspek tarbawi dan jauhkan diri dari komunikasi verbal, terutama non-verbal pada lawan jenis. Jadikan halaqah tempat berbagi kedua setelah orang rumah. Wallahu'alam bish shawab.

10-4-2012

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA