Ironi Iman
Rembulan purnama malam
Kini tersabut awan gelap
Tertiup angin sepoi
Aku bercermin dari balik diri
Duhai miripnya malam itu dengan keimanan
Yang terkadang keimanan dalam nurani
Serta amalan serupa bintang
Tertutup maksiat nan gelap
Wahai manisnya iman, datanglah padaku!
Surga itu tinggi
Ada dibalik awan kelam itu
Aku rindu aroma kesturinya
Aku rindu, sangat rindu
Andai ada iman dan takwa yang tergadai
Akan aku tebus dengan semua hartaku meski sedikit
Jikalau iman akan kengerian neraka
Dapat melelehkan air mataku
Melembutkan hatiku
Aku sekarang juga tengah mengusahakannya
Darah ini berdesir
Panas
Mendebarkan detak jantungku
Yang demikian rindu akan wajah-Mu nan suci
Allah, Rabb ku
Tanggal : Tuesday, November 3, 2009 at 10:02pm
Dipublikasikan di :
http://www.facebook.com/note.php?note_id=171262790043
Kini tersabut awan gelap
Tertiup angin sepoi
Aku bercermin dari balik diri
Duhai miripnya malam itu dengan keimanan
Yang terkadang keimanan dalam nurani
Serta amalan serupa bintang
Tertutup maksiat nan gelap
Wahai manisnya iman, datanglah padaku!
Surga itu tinggi
Ada dibalik awan kelam itu
Aku rindu aroma kesturinya
Aku rindu, sangat rindu
Andai ada iman dan takwa yang tergadai
Akan aku tebus dengan semua hartaku meski sedikit
Jikalau iman akan kengerian neraka
Dapat melelehkan air mataku
Melembutkan hatiku
Aku sekarang juga tengah mengusahakannya
Darah ini berdesir
Panas
Mendebarkan detak jantungku
Yang demikian rindu akan wajah-Mu nan suci
Allah, Rabb ku
Tanggal : Tuesday, November 3, 2009 at 10:02pm
Dipublikasikan di :
http://www.facebook.com/note.php?note_id=171262790043
Komentar
Posting Komentar