hujan lemah mengharapkan bumi berbisik

cucu adam memandang cemas kedatanganku ke bumi dibalik awan cumulunimbus gelap yang mewarnai langit menjadi abu-abu, mengubah warna menjadi kelabu. temperatur turun drastis. dan cucu adam mulai melilitkan jaket, juga mengembangkan payung.

bauku menjijikkan! terurai langsung dengan tanah. menggumpal. semua kelebat takut itu padam. tapi hinaan itu masih dilontarkan.

apa dayaku? hanya hujan lemah mengharapkan bumi berbisik. tak mungkin! suaraku satu-satu mulai parau. tetumbuhan hanya desau. trotoar hanya jangkau. sirine kendaraan, sampir ban bersuara lebih kuat daripada aku. aku hanya hujan lemah!

aku hanya hujan lemah. sebuah pengantar ultimatum kedatangan hujan lebat. hujan lemah yang sekali lagi mengharapkan bumi berbisik. sayang, bumi hanya berbisik pada rangkaian sasar hujan lebat yang menyusulku dari belakang. bumi menunggunya bagai pelukan hangat. sementara aku? hanya sintal bersama tanah. pucuk melangau.

diamlah aku saat hujan lebat datang. menyatu dengannya demi mendengar bisik bumi.

Tuesday, February 28, 2012 at 5:37pm

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA