Gelas Setengah

Gelas yang berisikan hanya setenga cairan dari jumlah yang seharusnya seringkali mengundang tanda tanya kita tentang keabsahan paradigma kita. Dari gelas berisikan setenh cairan ini kita dapat mendalami suatu paradigma berpikir baik dari individu maupun dari sudut pandang organisasi.

Individu

Dari segi individu sudah tentu pemikiran gelas setengah kosong atau gelas setengah penuh ini memengaruhi logika berpikir kita.

Bagi mereka yang melihat gelas itu setengah kosong dapat disimpulkan bahwa mereka tergolong orang yang pesimis. Mereka cenderung merasakan kekurangan dalam hidupnya. Gelas setengah kosong juga dapat berarti orang tersebut perfeksionis. Kembali lagi karena melihat gelas tersebut setengah kosong berarti merka selalu melihat ada saja kesalahan menganggu didalamnya. Dan gelas setengah kosong ini juga dapat menyimpulkan kerakusan seseorang yang menginginkan sesuatu itu lebih dari apa yang dimiliki sekarang.

Bagi mereka yang melihat gelas itu setengah penuh dapat disimpulkan bahwa mereka tergolong orang yang optimis. Mereka cenderung merasakan kelebihan dalam hidupnya. Gelas setengah penuh juga dapat berarti orang itu tipikal orang yang apa adanya. Karena dengan itu mereka memiliki pandangan bahwa benar atau salah itu relatif dalam diri manusia. Tidak ada istilah semua bisa sempurna.

Organisasi


Mungkin kita jarang mengaji tentang sudut pandang dari individu ke organisasi. Mari kita lihat seksama.

Jika gelasyang diibaratkan gelas setengah kosong oleh individu, maka dapat dipastikan bahwa ada anggapan bahwa organisasi tersbut diisi oleh orang yang tidak kompeten dan harus disingkirkan. Cara menyingkirkan yang paling mudah adalah dengan menumpahkan semua isinya dan mengganti dengan isi yang baru. Cara berpikir ini juga cenderung kasar. Karena jika dilihat berati kepesimisan akan organisasi itu sudah terlalu tinggi.

Jika diibaratkan setengah penuh, maka si individu menganggap bahwa organisasi itu masih diisi oleh orang-orang potensial yang sebenarnay butuh arahan. Arahan disini bukan saja arahan yanglembut, tapi juga dapat bersifat kasar. Dan dengan diarahkannya ini, maka dibutuhkan kesabaran tingkat tinggi dan pemahaman yang kuat dari individu tersebut dalam organisasi. Karena seperti yang diketahui, mengubah sesuatu itu jauh lebih sulit dari yang dilihat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA